Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang.
Tiada duka ku kenal, tak kunjung mengerang.
Di sore hari nan sepi, opungku bertelut.
Sujud berdoa ku dengar ada namaku disebut.
Di doa opungku, namaku disebut.
Di doa opung ku dengar ada namaku disebut.
Sekarang dia telah pergi ke rumah yang tenang.
Namun kasihnya padaku selalu ku kenang.
Kulintas gambar opungku sewaktu berteduh.
Kembali sayup ku dengar, namaku disebut.
Di doa opungku, namaku disebut.
Di doa opung ku dengar ada namaku disebut.
Lagu inilah yang sering sekali aku nyanyikan ketika opung berulang tahun pada tgl 26Juni setiap tahun nya.
Tidak pernah absen aku nyanyikan lagu ini di hadapan opung.
Lagu yang memang sangat menyentuh hati.
Ketika opung berpulang ke rumah Bapa di sorga, aku pun menangis setiap kali menyanyikan lagu ini.
Entah kenapa setiap kali aku menanyikan lagu ini, aku selalu terngiang akan sosok seorang opung yang begitu tangguh, kuat, ceria di dalam kehidupan nya sehari-hari.
Aku pun tak menyangka bahwa opung akan dipanggil secepat ini.
Aku pun merasa kecewa karena belum bisa membahagiakan opungku.
Opung yang membesarkan aku selama ini.
Opung yang selalu ada di sampingku ketika aku masih kecil.
Opung yang memperhatikan aku dengan kasih sayang.
Aku merasa sangat menyesal setelah selama 3tahun belakangan ini aku jarang sekali berkunjung ke rumah opung karena tuntutan profesi (mahasiswa perantau).
Aku masih ingat akan perkataan opung sekitar 4tahun yang lalu, "Opung bangga punya cucu seperti kamu Jo. Opung bangga cucu opung bisa masuk perguruan tinggi negeri favorit. Opung doain semoga kamu sukses ya, Jo. Opung pengen ngeliat kamu sukses dulu dan menikah serta punya anak dulu. Semoga opung bisa ngeliat itu ya Jo." .
Ya,, kata-kata itulah yang selalu teringat di benakku sekarang ini.
Opung dipanggil Tuhan ketika semua nya itu belum terlaksana.
Opung belum melihat aku sukses, menikah, atau bahkan punya anak.
Sempat di dalam hatiku aku menyalahkan seluruh anggota keluarga besar opungku akan kepergian opungku ini.
Akan tetapi, aku menyadari bahwa memang sudah waktunya lah Tuhan memanggil opung untuk kembali ke rumah Bapa setelah apa yang telah opungku lakukan di dunia ini sepanjang hidupnya.
Aku merasa bangga punya opung yang se-kuat, se-tangguh, se-ceria itu meskipun banyak badai permasalahan hidup yang menghadang.
Sekarang..
Ketika aku merasa putus asa, ketika aku mulai menyerah, ketika aku ingin melakukan segala sesuatu, aku selalu mengingat perkataan opungku tersebut.
Aku harus menjadi orang yang sukses, orang yang mampu mengangkat keadaan perekonomian keluargaku.
Ya,, itulah yang harus aku lakukan..
Karena aku telah berjanji untuk melakukan itu kepada opungku yang sekarang telah beristirahat dalam damai di rumah Bapa.
Opung.
Aku sangat menyayangi opung.
Aku sangat mencintai opung.
Aku sangat merindukan opung.
Aku sangat berharap opung bisa hadir di pernikahan ku nanti.
Opung..
Semoga opung bahagia di sana.
Di rumah Bapa yang kekal.
Doakan aku agar aku bisa mewujudkan apa yang opung impikan selama ini kepadaku.
Aku sangat bangga punya opung yang selalu ceria walaupun banyak permasalahan.
Missing you so much my lovely grandma..
:'(
:'(
:'(
No comments:
Post a Comment